Jumat, 24 April 2020

Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru

Gadis Rantau
Kedua orang tua adalah orang yang paling berjasa kepada anak-anaknya. Berkat kasih sayang mereka, seorang anak dapat menikmati hidup dengan bahagia. Bahkan, kesuksesan seorang anak tidak terlepas dari pendidikan dan doa yang diberikan oleh keduanya.

Selain orang tua, guru adalah pihak lain yang memiliki jasa cukup besar terhadap kesuksesan seseorang. Ia adalah wakil kedua orang tua di luar rumah. Dengan kasih sayang yang tulus, seorang guru dapat mencetak dan menghasilkan manusia-manusia yang bermoral, terdidik, cerdas, dan beradab. Melalui gurulah pendidikan yang tidak didapat di rumah dari orang tua diajarkan di sekolah.

A. Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua
Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak, sepanjang keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbakti meskipun orang tuanya kafir atau musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surah Luqman/31:15 :

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

(wa-in jaahadaaka 'alaa an tusyrika bii maa laysa laka bihi 'ilmun falaa tuthi'humaa washaahibhumaa fii alddunyaa ma'ruufan waittabi' sabiila man anaaba ilayya tsumma ilayya marji'ukum fa-unabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna)

Artinya,
“Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik.”
Kedua orang tua adalah orang yang paling berjasa kepada anak Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru
Seorang anak tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka sakit hati. Allah Swt. berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al-Isra/17:23)

Dalam surat al-‘Ankabuut /29:8 Allah Swt. berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۚ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya:
“Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan hidup kepada anak tersebut. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak durhaka kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya. Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Artinya:
“Rida idha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).

Adapun keutamaan-keutamaan berbakti kepada ornag tua di antaranya adalah seperti berikut.
  1. Penghapus dosa besar (H.R. Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim)
  2. Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki (H.R. Ahmad)
  3. Akan mendapatkan bakti yang sama dari anak keturunan (H.R. al-Hakim)
  4. Dimasukkan ke dalam surga (Dikeluarkan oleh Ibnu Śahih dalam “At- Targib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

B. Hormat dan Patuh kepada Guru
Dalam ajaran Islam, guru atau ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan luas dibandingkan dengan orang lainnya. Ia merupakan pewaris para nabi dalam menyampaikan kebaikan kepada orang lain. Allah Swt. berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ....
Artinya:
“...Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S. Fatir/35:28)

Adapun adab seorang murid kepada guru di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Hendaklah merendahkan diri di hadapan guru, tidak keluar dari tempat belajar sebelum mendapat izin dari guru.
  2. Hendaklah memandang guru dengan penuh rasa ta’zim atau hormat dengan meyakini bahwa gurunya memiliki kelebihan.
  3. Hendaklah duduk di hadapan guru dengan sopan, tenang, dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru.
  4. Hendaklah tidak berjalan, duduk, atau memulai perkataan sebelum meminta izin kepada guru.
  5. Patuh terhadap perkataan dan perintahnya.

Perilaku Mulia
Perilaku yang mencerminkan sikap sayang, hormat, dan patuh kepada orang tua ika orang tua masih hidup seperti berikut.
  1. Mengucapkan salam saat akan meninggalkan atau menemuinya.
  2. Mendengarkan segala perkataannya dengan penuh rasa hormat dan rendah hati.
  3. Tidak memotong pembicaraannya karena itu akan menyakiti hati keduanya.
  4. Berpamitan atau meminta izin ketika akan pergi ke luar rumah, baik untuk bersekolah atau keperluan laiinya.
  5. Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi dan kembali dari bepergian.
  6. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang akan meringankan beban orang tua.
  7. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya.
  8. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduannya sudah tua dan pikun.
  9. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya.
  10. Menyambung silaturahim meskipun hanya melalui telepon ketika jarak sangat jauh.
  11. Memberikan sebagian rezeki yang kita miliki meskipun mereka tidak membutuhkan.
  12. Selalu meminta doa restu orang tua dalam menghadapi suatu permasalahan.

Jika orang tua telah meninggal dunia.
  1. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya (utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).
  2. Menyambung tali silaturahim kepada kerabat dan teman-teman dekatnya atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.
  3. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak.
  4. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita.

Perilaku yang mencerminkan sikap hormat dan patuh kepada guru di antaranya adalah seperti berikut.
  1. Mengucapkan salam dan mencium tangannya jika bertemu.
  2. Mendengarkan pelajaran yang sedang diberikannya dengan penuh hormat.
  3. Jujur dan terbuka dalam berbicara kepadanya.
  4. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain.
  5. Tidak melawan, menipu, dan membuka rahasia guru.
  6. Murid harus mengikuti sifat guru yang dikenal baik akhlak, tinggi ilmu dan keahlian, berwibawa, santun dan penyayang.
  7. Murid harus mengagungkan guru dan meyakini kesempurnaan ilmunya. Orang yang berhasil hingga menjadi ilmuwan besar, sama sekali tidak boleh berhenti menghormati guru.
  8. Bersikap sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak buruk guru. Hendaknya berusaha untuk memaafkan perlakuan kasar, turut mendoakan keselamatan guru.
  9. Menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari.
  10. Sopan ketika berhadapan dengan guru, misalnya; duduk dengan tawadhu’, tenang, diam, posisi duduk sedapat mungkin berhadapan dengan guru, menyimak perkataan guru sehingga tidak membuat guru mengulangi perkataan.
  11. Tidak dibenarkan berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas, terutama saat guru berbicara kepadanya.